AYAT BACAAN : 1 PETRUS 4:7-11
Dua belas tim, masing-masing beranggotakan tiga orang yang bersisian, tengah bersiap-siap menempuh lomba “empat kaki”. Lutut dan tungkai anggota yang berada di tengah diikat menjadi satu dengan kaki rekan-rekan setimnya di kiri dan kanan menggunakan kain warna-warni. Kemudian, ketiganya akan memusatkan perhatian mereka kepada garis finis. Ketika peluit dibunyikan, sejumlah tim langsung melangkah maju. Banyak dari mereka yang jatuh dan sulit untuk bangkit kembali. Sebagian kecil tim memutuskan untuk melompat daripada berjalan. Sebagian lagi memilih untuk menyerah.
Namun, ada satu tim yang tidak terburu-buru melangkah. Mereka memastikan lagi strategi yang akan ditempuh, dan terus berkomunikasi sepanjang lomba. Mereka sempat tersandung, tetapi bangkit lagi bersama-sama, hingga akhirnya mengalahkan semua tim yang lain. Kemauan mereka untuk bekerja sama, langkah demi langkah, memampukan mereka melewati garis akhir bersama-sama.
Hidup bagi Allah di tengah komunitas orang percaya sering kali terasa sama sulitnya dengan usaha melangkah maju dalam lomba tadi. Kita sering tersandung saat berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita.
Rasul Petrus berbicara tentang doa, memberi tumpangan, dan menggunakan karunia-karunia yang kita miliki supaya kita dapat hidup selaras dalam kesatuan demi kebaikan bersama. Ia mendorong orang percaya untuk “sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain” (1 Ptr. 4:8 BIS), menerima kehadiran orang lain tanpa mengeluh, dan “[melayani] seorang akan yang lain . . . sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (ay. 10).
Saat kita meminta Allah menolong kita untuk dapat berkomunikasi dan bekerja sama, kita dapat menunjukkan kepada dunia bagaimana kita mensyukuri perbedaan yang ada dan hidup bersama dalam kesatuan.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Sumber:Daily Bread
Tidak ada komentar: