AYAT BACAAN : IBRANI 3:1-6
Mulai dari tangga putar hingga kamar tidur yang luas, dari lantai kayu hingga karpet mewah, dari ruang cuci yang besar hingga ruang kerja yang tertata rapi, seorang agen jual-beli rumah menunjukkan sebuah rumah yang sedang dijual kepada sepasang suami-istri. Pasangan muda itu tak henti-hentinya memuji keindahan rumah tersebut: “Anda memilihkan rumah yang terbaik untuk kami. Rumah ini sangat mengagumkan!” Namun, sang agen menjawab dengan cara yang mungkin tidak lazim, tetapi tidak salah juga: “Akan saya sampaikan pujian Anda kepada pembangunnya. Orang yang membangun rumah inilah yang layak menerima pujian, bukan rumah ini maupun orang yang menunjukkannya kepada Anda.”
Ucapan agen itu mengingatkan kita pada perkataan penulis Kitab Ibrani: “Orang yang membangun rumah harus mendapat kehormatan lebih besar daripada rumah itu sendiri” (3:3 BIS). Penulis kitab itu sedang membandingkan kesetiaan Yesus, Anak Allah, dengan Nabi Musa (ay. 1-6). Meski Musa mendapat hak istimewa untuk berbicara dengan Allah secara langsung dan memandang rupa-Nya (Bil. 12:8), ia hanyalah seorang “pelayan” dalam rumah Allah (Ibr. 3:5). Kristus sebagai Pencipta (1:2,10) layak dimuliakan sebagai “ahli bangunan segala sesuatu” dan sebagai Anak “yang mengepalai rumah [Allah]” (3:4,6). Rumah Allah itu adalah umat-Nya.
Ketika kita melayani Allah dengan setia, Yesus, Sang Ahli Bangunan itulah yang layak menerima kemuliaan. Segala pujian yang kita terima, sebagai rumah Allah, haruslah diteruskan penuh kepada-Nya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Sumber:Daily Bread
Tidak ada komentar: