AYAT BACAAN : PENGKHOTBAH 3:1-14
musim dingin (winter) adalah waktunya kehidupan melambat bagi banyak makhluk hidup, kata itu dipakai oleh penulis Katherine May untuk menggambarkan kebutuhan kita beristirahat dan memulihkan diri selama “musim dingin” dalam hidup kita.
Kitab Pengkhotbah berkata, “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”—ada waktu untuk menanam dan menuai, untuk menangis dan tertawa, untuk meratap dan menari (3:1-4). Walau sudah bertahun-tahun kita mungkin membaca kata-kata itu, kita bisa saja baru memahaminya pada musim dingin kehidupan kita. Meski kita tidak selalu dapat mengendalikannya, setiap musim itu hanyalah bersifat sementara dan akan berlalu setelah masanya usai. Meski kita tidak dapat selalu menyelaminya, Allah sedang melakukan sesuatu yang berarti di dalam diri kita melalui masa-masa tersebut (ay. 11). Rasa duka kita memang belum berakhir. Namun, ketika nanti musim itu berakhir, sukacita akan kembali kita rasakan. Seperti halnya tanaman dan hewan tidak melawan hadirnya musim dingin, kita perlu beristirahat dan membiarkan musim itu melakukan bagiannya.
Di tangan Allah, setiap musim memiliki tujuannya. Mari kita tunduk pada karya pembaruan-Nya di setiap musim hidup kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Sumber:Daily Bread
Tidak ada komentar: