AYAT BACAAN : LUKAS 1:1-4
Orang percaya dipanggil untuk menjadi warga negara yang baik (Rm. 13:1-7), dan warga negara yang baik tidak akan menyebarkan informasi yang menyesatkan. Pada zaman Lukas, banyak cerita beredar tentang Yesus (Luk. 1:1), dan sebagian dari cerita itu tidak akurat. Alih-alih menyampaikan begitu saja semua yang ia dengar, Lukas bertindak bagai seorang jurnalis investigasi, berbicara dengan para saksi mata (ay. 2), “menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya” (ay. 3), dan menuliskan temuannya ke dalam Injil. Di dalamnya terdapat banyak nama, kutipan, dan fakta sejarah berdasarkan kesaksian orang-orang yang mengalami langsung, bukan klaim yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya.
Kita dapat melakukan hal yang sama. Karena informasi palsu dapat memecah-belah gereja dan mengancam nyawa, memeriksa kebenaran suatu fakta adalah tindakan mengasihi sesama (10:27).
Ketika mendengar sebuah cerita sensasional, kita dapat memverifikasinya dengan para ahli yang berwenang dan bertanggung jawab, sehingga kita menjadi pencari kebenaran—bukan penyebar kesalahan. Tindakan tersebut akan membuat Injil dapat dipercaya. Lagi pula, kita adalah umat Tuhan Yesus yang penuh dengan kebenaran (Yoh. 1:14).
Jangan mudah menyebar berita/cerita yang belum terferifikasi kebenarannya. Mari menjadi pencari-pencari kebenaran supaya apa yang kita bagikan dapat menjadi berkat bagi siapa saja yang menerimanya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Sumber : Daily Bread
Tidak ada komentar: